Ternyata begini rasanya...


Ketika merasa melangkah terlalu jauh dari rumah, ternyata begini rasanya...

Aku lah satu dari sekian banyak orang yg merantau ke luar pulau dengan alasan kuliah.
Bulan-bulan berlalu, tahun pun berlalu, banyak hal sudah berubah.
Apa yg aku rasakan di kota kelahiran ini sebelum dan sesudah merantau tentu berbeda.

Rumah dan seisinya selalu menjadi objek terindukan di kota aku merantau.
Ketika di perantauan, aku selalu berfikir ketika sudah sampai rumah mungkin sedikit banyak unek-unek akan terlegakan. Ternyata tidak selalu begitu, mungkin orang lain di luar sana merasa hal yg sama dengan berbeda-beda alasannya.

Sampai di rumah merasa bahagia rasanya apabila perhatian dari keluarga yg jarang di dapat di tanah rantau menjadi lebih sering didapat, tapi tetap saja sedih karna sering aku disadarkan lewat cerita dari mereka banyak momen bersama keluarga yg telah terlewatkan tanpa aku.
Hal lainnya kalau dulu bertemu teman di kota kelahiran adalah hal biasa sekarang menjadi momen yg sayang apabila terlewatkan. Sayangnya tidak banyak lagi temanku yg berfikir begitu, kebanyakan sudah sibuk dengan dunia barunya dan menyampingkan pertemuan dengan teman-teman lamanya.
Bagian mengharukan adalah ketika seorang teman lama masih begitu nyamannya bercerita pribadi denganku, sedang bagian susah terlewatinya adalah waktu canggung yg penuh basa-basi ketika bertemu seorang teman yg mungkin sedang mencoba mengingat kedekatan yg dahulu.

Banyak harapan tentang apa saja yg ingin dilakukan ketika sampai di kota kelahiran, atau liburan kuliah, tapi tidak banyak yg bisa terwujud.
Banyak orang yg terindukan, tapi sedikit yg terobati.
Banyak janji pertemuan yg dibuat, banyak pula yg teringkar dan diingkari.
Banyak kata yg ingin diungkap, tapi dipendam karna rasa canggung.
Banyak cerita yg ingin dibagi, tapi sama saja tidak semua cerita bisa terkisahkan.
Mungkin salah karena harus banyak hal yg aku inginkan sementara waktu dan keadaan tidak bisa mewujudkan semuanya.
Mungkin benar karena lamanya di tanah rantau menjadi motif banyak hal yg aku inginkan terjadi di kota kelahiran ini.

Hal yg hampir selalu aku rasakan adalah berat hati ingin kembali meninggalkan rumah.
Aku mencoba melegakannya dengan tujuan yg harus dicapai di tanah rantau, tapi tetap saja sulit.
Kekhawatiran akan merindu dengan alasan yg sama selalu muncul.
Ruang dan waktu yg menjadi akar masalah semua ini.
Sedang salah satu cabang masalahnya adalah masalah kerinduan yg belum sempat terobati padahal sudah kembali ke kampung halaman.

Andai saja mimpi bisa mengobati sebuah kenyataan.
Aku ingin 1001 malamku di tanah perantauan mengisahkan mimpiku bersama orang-orang di tanah kelahiranku. Aku ingin mereka semua lengkap di mimpi itu; orangtua, sanak saudara, sahabat, dan beberapa orang yg menjadi objek rindu terlarangku. 
Aku mau pagiku terlegakan karena mimpiku yg menghapus kerinduan.
Aku mau gairah untuk setiap kegiatan melelahkanku di tanah rantau, andai saja mimpi itu terkabulkan.
Yaaa, andai saja mimpi bisa mengobati sebuah kenyataan.

Selamat, kamu terjebak di entri sesi curhat hahaha